Selasa, 10 Juni 2014

PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI


PEDAGOGI
Pedagogi adalah seni dan ilmu mengajar pada anak-anak.
Ciri-cirinya adalah :
1.      metode pendidikan pasif
2.      belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
3.      Gaya belajar dependen
4.      Guru mengontrol waktu dan kecepatan
5.      guru sebagai sumber yang memberikan ide-ide dan contoh
6.      tujuan ditentukan sebelumnya
7.      pembelajar disebut siswa atau anak didik
8.      diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan kurang informasi
9.      peserta berkonstribusi sedikit berpengalaman
Sementara yang dimaksud Andragogi adalah ilmu yang mempelajari seni pengajaran untuk orang dewasa.                                                                                                                                              Ciri-ciri andragogi adalah :                                                                           
1.      menggunakan metode pelatihan aktif
2.      belajar terpusat kepada kehidupan nyata
3.      pembelajaran disebut peserta didik atau warga didik
4.      gaya belajar independen
5.      keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
6.      diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkonstribusi
7.      pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan
8.      peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh           
9.      bertujuan fleksibel                                                                                                                   
Konsep Andragogi didasarkan pada sedikitnya 4 asumsi tentang karakteristik warga belajar yang berbeda dari asumsi yang mendasari pedagogi tradisional,yaitu:
1)       konsep diri mereka bergerak dari seseorang dengan pribadi yang tergantung kepada orang lain kearah seseorang yang mampu mengarahkan diri sendiri.
2)       Mereka telah mengumpulkan segudang pengalaman yang selau bertambah yang menjadi sumber belajar yang semakin kaya.
3)      Kesiapan belajar mereka menjadi semakin berorientasi kepada tugas-tugas perkembangan dari peranan sosial mereka.
4)      Perspektif waktu mereka berubah dari penerapan yang tidak seketika dari pengetahuan yang mereka peroleh kepada penerapan yang segera, dan sesuai dengan itu orientasi mereka kearah belajar bergeser dari yang berpusat kepada mata pelajaran kepada yang berpusat kepada penampilan.                                                                                                                                                      
Usaha-usaha ke arah penerapan teori andragogi dalam kegiatan pendidikan orang dewasa telah dicobakan oleh beberapa ahli, berdasarkan empat asumsi dasar orang dewasa yang di atas yaitu: konsep diri, akumulasi pengalaman, kesiapan belajar, dan orientasi belajar. Asumsi dasar tersebut dijabarkan dalam proses perencanaan kegiatan pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:                                                                       
1.       Menyiapkan Iklim Belajar yang Kondusif
2.        Menciptakan Mekanisme Perencanaan Bersama
3.        Menetapkan Kebutuhan Belajar
4.       Merumuskan Tujuan Khusus (Objectives) Program
5.       Merancang Pola Pengalaman Belajar
6.       Melaksanakan Program (Melaksanakan Kegiatan Belajar)
7.       Mengevaluasi Hasil Belajar dan Menetapkan Ulang Kebutuhan Belajar
           Waktu saya duduk dikelas 1-6 SD saya berada pada tahap pedagogi, dimana pada tahap ini saya merupakan seorang siswa, yang menerima pembelajaran dari guru yang setiap harinya menggunakan metode pembelajaran ceramah. Tidak hanya itu , pada masa saya sd guru yang mengajar saya juga semuanya mengajarkan yang berpusat pada pengetahuan teoritis, misalnya saja mata pelajaran sejarah guru menjelaskan hanya berdasarkan buku tanpa ada wawasan yang lain yang menyebabkan pengetahuan yang saya dapatkan minim sekali, dan pada saat itu jugak saya sebagai siswa SD belum memiliki pengalaman, pengalaman yang saya dapatkan di tk hanyalah pengalaman-pengalaman bermain bersama teman-teman dan itu tidak cukup untuk dijadikan bekal.Pada tahap ini juga saya sebagai siswa masih membutuhkan adanya motivasi dari guru untuk membantu saya semangat dalam belajar dan mengerjakan tugas,dan juga membutuhkan seorang guru yang sabar menghadapi saya dimana saya kurang mengerti terhadap pembelajaran tertentu dan guru tersebut bersedia untuk mengulangi pembelajaran agar saya mengerti.  Berbeda dengan sistem pembelajaran andragogi dimana guru hanya menjadi fasilitator, karena peserta didik sudah memiliki pengalaman sebagaimana mereka harus menjai peserta didik yang aktif yang bisa mencari pengetahuan sendiri dan tidak terlalu bepusat dan mengharapkan fasilitator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar