BELAJAR
BERMAIN CONGKLAK
Kelompok
8 :
1. Arifa Ulia Bahri ( 131301053)
2. Khairunnisa Azhari (131301007)
3. Imam Mustakim (131301019)
1. Arifa Ulia Bahri ( 131301053)
2. Khairunnisa Azhari (131301007)
3. Imam Mustakim (131301019)
A. Latar Belakang
Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal
dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia. Biasanya dalam permainan,
sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada,
kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Permainan congklak
adalah salah satu permainan daerah yang hampir punah. Sangat sedikit anak-anak
jaman sekarang yang pernah memainkan permainan congklak ini. Kami ingin
mengajarkan permainan ini kepada beberapa anak selain untuk memenuhi tugas kelompok
pedagogi juga untuk melestarikan salah satu permainan daerah yaitu permainan
congklak ini.
B.
Aktivitas
B.1
Konsep
Pedagogi
adalah pengajaran oleh orang dewasa yang bertanggungajawab. Banyak jenis
pengajaran yang bisa orang dewasa berikan kepada anak-anak, seperti pengajaran
matematika, biologi, fisika, permainan, dan pengajaran lainnya yang membuat
anak yang diajari dapat mamahami apa yang diajarkan oleh orang dewasa tersebut
(understanding). Pembelajaran yang didapatkan anak tidak hanya terbatas pada
pembelajaran di lingkungan formal saja atau di sekolah. Tetapi mencakup semua
pembelajaran di ketiga lingkungan anak yang berguna baginya. Ketiga lingkungan
tersebut yaitu, keluarga, pendidikan, dan sekolah. Sesuai dengan pengertian pedagogi
secara praktis, bahwa pembelajaran anak harus bersifat empiris,anak harus
mengalami langsung proses pembelajaran agar anak mendapat pengalaman dan
berguna baginya dimasa depan. Oleh karena itu, kelompok ingin langsung bermain
bersama sambil mengajarkan permainan Congklak dengan anak. Serta memberi
pemahaman
Cara Bermain:
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan
mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah
biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak
terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang,
biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat
16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang
besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh
buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat
memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu persatu biji ke lobang di
sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi
biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi,
bila habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih
lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti
dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di
lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa. Permainan
dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh
biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan
biji terbanyak.
Sasaran
: 4 orang anak usia 7-11 tahun dan belum pernah bermain congklak.
Lokasi
: Jl. Jamin Ginting No. 230 Medan
Waktu
: Minggu, 5 April 2015
Perlengkapan
:
·
2
buah papan congklak
·
Biji
congklak
·
Kamera
·
Alat
tulis
Anggaran
dana :
·
ongkos Rp. 20.000,-
·
papan
congklak 2 x Rp. 15.000,-
·
cindera
mata Rp. 20.000,-
Rencana
pembelajaran:
·
Perkenalan
oleh anggota kelompok dengan keempat anak yang akan belajar bermain congklak
·
demonstrasi
bermain congklak oleh anggota kelompok
·
belajar
bermain congklak, anak-anak diajari cara, aturan, serta strategi bermain
congklak
·
anak-anak
bermain congklak seperti yang sudah dipelajari dibimbing oleh anggota kelompok.
·
Penutupan
dan pemberian cindera mata.
B.2
Target
Target
yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini adalah
·
Anak
mendapat pembelajaran baru yaitu mengenai permainan congklak.
·
Anak
mampu bermain congklak
·
Anak
memahami bahwa permainan daerah perlu dipelajari untuk melestarikannya sebagai
warisan budaya.
B.3
Pelaksanaan
Waktu:
-Hari :Minggu 19 April 2015
-Pukul: 10.00 – 13.00
WIB
Tempat
: Jl. Almamater, Pintu Tiga USU (Taman Biro Rektor USU)
Anak
didik : 4 orang anak usia 7- 11 tahun, yaitu
1.
Rafie
Ahmad (7 tahun)
2.
Riri
Natasya (8 tahun)
3.
M.
Zaky (8 tahun)
4.
Arif
Hidayat (11 tahun)
Proses:
Kelompok tiba di tempat pukul 10.00 WIB. Setibanya di tempat
masing-masing anggota kelompok berkenalan dengan keempat anak. Berikutnya kelompok
memperkenalkan permainan congklak serta memberi pemahaman mengenai permainan
congklak. Kemudian kelompok mengajari anak-anak cara bermain congklak.
Pengajaran dilakukan bertahap, yaitu pertama-tama
demonstarsi bermain congklak oleh anggota kelompok, lalu anak diajari satu
persatu sambil bermain langsung dengan anggota kelompok. Hal tersebut diulangi
sampai anak bisa bermain congklak. Setelah mereka bisa, anak dibagi kedalam dua
tim untuk bermain sendiri tetapi masih dipandu oleh anggota kelompok. Dan setelah
mereka dianggap mampu bermain sendiri, masing-masing tim berkompetisi tanpa
dipandu lagi oleh anggota kelompok.
Pengajaran tersebut diselingi dengan bermain, bersenda
gurau, makan, bercerita agar anak tidak bosan dan merasa tertekan dengan
pembelajaran yang diberi oleh kelompok. Pembelajaran selesai di pukul 13.00
diakhiri dengan pemberian reward kepada anak-anak yaitu bermain odong-odong
sesuai dengan keinginan anak-anak.
Pembagian
peran kelompok :
1.
Pengajar
mengenai permainan congklak: Arifa Ulia Bahri
2.
Pengajar
cara bermain congklak: Mariah Ulfah dan Rika Arcella Putri
3.
Dokumentasi
: Khairunnisa Azhari
4.
Perlengkapan
: Imam Mustakim
5.
Pemandu
anak bermain dalam tim: semua anggota kelompok
6.
Pembuatan
konsep dan laporan : semua anggota kelompok
C.
Evaluasi
dan saran
C.1
Evaluasi
Kendala
yang dialami dalam proses pembelajaran adalah penyesuaian jadwal dengan anak—anak.
Karena dihari senin sampai sabtu pagi hari mereka masih bersekolah sehingga
jadwal yang bisa dilakukan hanya dihari minggu dan kelompok harus menyesuaikan
dengan jadwal perkuliahan sehingga jadwal mundur dua minggu dari yang
direncanakan. Kemudian tempat yang dipilih oleh kelompok merupakan tempat yang
ramai jadi kemungkinan anak untuk tidak fokus semakin besar. Tetapi pemilihan
tempat ini juga menjadi salah satu daya
tarik bagi anak-anak karena terdapat banyak hiburan ( kebun binatang, air
mancur, dll) dan makanan (es krim, gorengan, dll).
C.2
Saran
Sebaiknya
kelompok lebih mempersiapkan dan memperhitungkan jadwal dan tempat yang sesuai
untuk anak-anak dan anggota kelompok.
Dokumentasi :